Peribahasa Indonesia K
K
sunting- "Kacang lupa kulitnya."
- "Kail sebentuk, umpan seekor, sekali putus sehari hanyut."
- "Kail sejengkal janganlah menduga dalam lautan."
- "Kain basah kering di pinggang."
- "Kain dalam acar dikutip cuci ia hendak ke longkang lagi."
- "Kain ditangkap maka duduk."
- "Kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari."
- "Kain pendinding miang, uang pendinding malu."
- "Kaki naik kepala turun."
- "Kaki tertarung inai padahannya, mulut terdorong emas padahannya."
- "Kalah jadi abu, menang jadi arang."
- "Kalah membeli, menang memakai."
- "Kalau di hutan tak ada singa, beruk rabun bisa menjadi raja."
- "Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga."
- "Kalau kaki sudah terlangkahkan, pantang dihela surut."
- "Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin."
- "Kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut."
- "Kalau mandi biarlah basah."
- "Kalau padi yang ditanam, rumput ikut tumbuh; Kalau rumput yang ditanam, padi tak akan ikut tumbuh."
- "Kalau pandai mencencang akar, mati lalu ke puncaknya."
- "Kalau sorak dahulu daripada tohok, tidak mati babi."
- "Kalau tak ada angin bertiup, takkan pokok bergoyang."
- "Kalau tak ingin terlimbur pasang, jangan berumah di tepi laut."
- "Kalau tidak berada-ada takkan tempua bersarang rendah."
- "Kapal besar ditunda jongkong."
- "Kapal satu nakhoda dua."
- "Karam berdua, basah seorang."
- "Karam di laut boleh ditimba, karam di hati bilakah sudah."
- "Karam sambal oleh belacan."
- "Karena mata buta, karena hati mati."
- "Karena mulut badan binasa."
- "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga."
- "Karung tak berisi tak dapat ditegakkan."
- "Kasih anak dipertangis, kasih di bini ditinggal-tinggalkan."
- "Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan."
- "Kata banyak, kata bergalau."
- "Kata dahulu bertepati, kata kemudian kata bercari."
- "Kata raja melimpahkan, kata penghulu menyelesaikan."
- "Kayu besar di tengah padang."
- "Ke bawah tidak berurat, ke atas tidak berpucuk, di tengah-tengah ditebuk kumbang."
- "Ke gunung sama mendaki, ke lurah sama menurun."
- "Ke gunung tak dapat angin."
- "Kebaikan akan mendapat balasan kebaikan, kejahatan akan mendapat balasan setimpal pula."
- "Kebesaran air."
- "Kecil bernama, besar bergelar."
- "Kecil dikandung ibu, besar dikandung adat, mati dikandung tanah."
- "Kecil-kecil anak, sudah besar menjadi onak."
- "Kecil-kecil cabai rawit."
- "Kecil-kecil lada padi."
- "Kecil tapak tangan, nyiru saya tadahkan."
- "Kecil teranja-anja besar terbawa-bawa, tua berubah tidak."
- "Kecubung berulam ganja."
- "Kecundang lebih bagai kebaji."
- "Ke hulu menongkah surut, ke hilir menongkah pasang."
- "Kejujuran adalah abadi, kebohongan akan berubah selamanya."
- "Kejujuran bertahan sangat lama."
- "Kelekatu hendak terbang ke langit."
- "Keluar mulut harimau, masuk mulut buaya."
- "Kena tendang biarlah dengan kaki berkasut, kena tampar biarlah dengan jari yang bercincin."
- "Ke mana angin deras, ke situ condongnya."
- "Kemarau setahun dihapuskan hujan sehari."
- "Kepala boleh panas, tetapi hati harus tetap dingin."
- "Kepala sama hitam, isi hati siapa tahu."
- "Ketika ada sama dimakan, waktu tak ada sama ditahan."
- "Ketika ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan."
- "Ketika gagak putih, bangau hitam."
- "Kilat cermin sudah ke muka, kilat beliung sudah ke kaki."
- "Kuah tercucur ke nasi, nasi akan dimakan juga."
- "Kuat ikan karena insang, kuat burung karena sayap."
- "Kunyah dahulu maka telan."
- "Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu."
Peribahasa Indonesia |
---|
A B C D E F G H I J K L M N |
O P Q R S T U V W X Y Z |