Randa Abdel-Fattah

Tentang hak asasi manusia dan keadilan:

  • "Kebebasan yang sebenarnya bukanlah kebebasan untuk berbelanja. Kebebasan yang sebenarnya adalah kebebasan untuk melawan."
  • "Penindasan tidak pernah abadi. Kehancuran tidak bisa menjadi takdir kita."
  • "Kita tidak bisa hanya berdoa agar keadilan terjadi. Kita harus berjuang untuk itu."
  • "Setiap cerita memiliki dua sisi. Tapi ada kebenaran yang hanya bisa ditemukan jika kita mendengarkan hati mereka yang dibungkam."
  • "Tidak ada yang terlahir membenci. Kebencian dipelajari, seperti halnya cinta."

Tentang identitas dan pengalaman Muslim:

  • "Sebagai orang Muslim di Australia, Anda belajar hidup dengan ketidaknyamanan. Tapi ketidaknyamanan itu bisa menjadi kompas moral Anda."
  • "Cerita kita penting. Bukan hanya bagi kita, tapi juga bagi dunia."
  • "Hijab saya bukan penindasan. Itu pilihan saya. Itu simbol kekuatan dan pembebasan."
  • "Kita semua terhubung. Kisah-kisah kita terjalin, bahkan ketika batas-batas negara mencoba memisahkan kita."
  • "Kita tidak perlu takut menjadi diri kita sendiri. Keunikan kita adalah kekuatan kita."

Tentang menulis dan kekuatan kata-kata:

  • "Kata-kata adalah senjata paling ampuh. Mereka bisa membangun jembatan atau tembok."
  • "Cerita bisa mengubah dunia. Mereka bisa membuka mata dan hati."
  • "Saya menulis untuk yang tak bersuara. Untuk yang tak didengar."
  • "Saya ingin pembaca saya melihat dunia dengan cara yang berbeda. Saya ingin mereka mempertanyakan segalanya."
  • "Tugas seorang penulis adalah menantang status quo. Membuat orang tidak nyaman. Berbicara kebenaran meski sulit."

Catatan:

  • Kutipan ini dipilih berdasarkan keterkaitannya dengan Indonesia dan tema-tema yang relevan dengan pengalaman Muslim di Indonesia.
  • Beberapa kutipan mungkin perlu diadaptasi agar sesuai dengan tata bahasa dan gaya bahasa Indonesia.
  • Anda dapat menambahkan kutipan lain dari Randa Abdel-Fattah yang mungkin relevan dengan pembaca Indonesia.