Muhammad Zaini Abdul Ghani

tokoh keagamaan dari Indonesia

K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau Guru Sekumpul (11 Februari 1942 - 10 Agustus 2005) adalah seorang ulama karismatik dari Martapura, Kalimantan Selatan, Indonesia.

K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul)
  • "Di akhir zaman, ulama banyak diremehkan, kada mau lagi masyarakat baparak, mangaji lawan tuan guru atau minta nasehat lawan tuan guru, makanya bala banyak turun kada kasandangan lagi."
    Maksud: Di akhir zaman, ulama banyak diremehkan, tidak mau lagi masyarakat mendekat ulama, belajar dengan ulama, atau minta petuah dari ulama, oleh karena itu banyak musibah yang turun hingga tidak bisa ditangani lagi.
  • "Orang yang tidak lagi menghargai dan menghormati ulama, akan mendapat bala besar dari Allah tiga macam: Pertama, usahanya kada babarakat, yang kedua para pemerintahan semua zholim, yang ketiga, nanti mati dicabut iman dari hatinya, mati su'ul khotimah."
    Maksud: Orang yang tidak lagi menghargai dan menghormati ulama, akan mendapat tiga macam musibah yang besar dari Allah: Pertama, usahanya tidak berkah, yang kedua semua pemerintahannya zholim, yang ketiga, nanti saat meninggal dicabut iman dari hatinya dan meninggal dalam keadaan su'ul khotimah.

Kedermawanan

sunting
  • "Kalo ikam beusaha, lalu hasil usahanya bagi tiga, satu bagian untuk modal usaha, satu bagian lagi untuk ongkos belanja di rumah tangga, dan satu bagian lagi untuk agama."
    Maksud: Jika kamu berusaha/berkerja, hasil usahanya/keuntungan dibagi tiga, yaitu untuk modal usaha, untuk ongkos belanja keluarga, dan untuk agama (zakat, infak, dan sedekah).
  • "Orang pemurah itu kekasih Allah, walaupun dia jahil, dan orang bakhil itu musuh Allah walaupun dia alim. Di pintu surga bertulisan: Engkau haram dimasuki oleh orang bakhil."
    Maksud: Orang yang dermawan itu kekasih Allah, walaupun dia bodoh. Sedangkan orang kikir itu musuh Allah walaupun dia pandai. Di pintu surga tertulis: Engkau haram dimasuki oleh orang kikir.

Memaafkan

sunting
  • "Orang yang iri dengki atau orang yang mengghibah kita jangan dilayani, justru lamun batamuan inya dibari amplop."
    Maksud: Orang yang iri dengki atau orang yang menggunjing kita jangan diherani, tapi beri dia amplop apabila dia bertemu dengan kita.

Syukur

sunting
  • "Jangan katuju pusang, karena bila pusang berarti kada syukur, bila kada syukur berarti kufur."
    Maksud: Jangan sering berkeluh kesah, karena jika sering berkeluh kesah maka tidak bersyukur (atas nikmat Allah) dan jika tidak bersyukur maka dia mengingkari (atas nikmat Allah).
  • "Satu dunia mencela dan menghina, tapi Allah ingin memuliakan, maka orang itu mulia, dan satu orang memuji, kalau Allah ingin menghinakan, maka hinalah orang itu. Jadi kemuliaan dan kehinaan itu bukan dari manusia."
    Maksud:Satu dunia mencela dan menghina, tapi jika Allah ingin memuliakan, maka mulialah orang itu. Sedangkan apabila ada satu orang memuji tapi Allah ingin menghinakan, maka hinalah orang itu. Jadi kemuliaan dan kehinaan itu bukan dari manusia.

Kebenaran

sunting
  • "Jangan karena takutan kada makan lalu kada wani menyampaiakan kebenaran, karena amar ma'ruf nahi munkar itu kada mengurangi rezeki dan kada mahandapakan umur."
    Maksud: Jangan karena takut tidak makan lalu tidak berani wani menyampaikan kebenaran, karena amar ma'ruf nahi munkar itu tidak mengurangi rezeki dan tidak memperpendek umur.

Kerendahan hati

sunting
  • "Tidak ada kelebihan orang Arab dan orang bukan Arab, kecuali karena ketakwaanya."
  • "Bila nang anum melihat nang tuha, hatinya bapandir, orang ne tuha berarti banyak daripada aku ibadahnya, bila nang tuha melihat nang anum, orang ini anum berarti kada banyak dosanya."
    Maksud: Jika anak muda melihat orang yang lebih tua, maka anak muda itu menyadari bahwa orang tua ini memiliki amal ibadah yang lebih banyak daripada anak muda tersebut. Sedangkan jika orang tua melihat anak muda, maka orang tua itu menyadari bahwa anak muda ini memiliki dosa yang lebih sedikit daripada orang tua tersebut.

Wasiat sebelum wafat

sunting
  • Menghormati ulama dan orang tua
  • Baik sangka terhadap muslimin
  • Murah harta
  • Manis muka
  • Jangan menyakiti orang lain
  • Mengampunkan kesalahan orang lain
  • Jangan bermusuh-musuhan
  • Jangan tamak atau serakah
  • Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
  • Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

Referensi

sunting
 
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
  1. El Kariem (Mei 2015). Figur Karistmatik Abah Guru Sekumpul. Binuang, Tapin, Kalimantan Selatan: Pondok Pesantren Darul Muhibbien.