Mohammad Hatta

Wakil Presiden Indonesia ke-1 (1945–1956) dan Perdana Menteri Indonesia ke-3 (1948–1950)

Mohammad Hatta adalah wakil presiden pertama dari Republik Indonesia.

Mohammad Hatta

Kutipan

sunting

Daulat Rakyat (20 September 1931)

sunting
  • “Bagi kita, ra’jat itoe jang oetama, ra’jat oemoem jang mempoenjai kedaulatan, kekuasaan (Souvereinteit). Karena ra’jat itoe jantoeng-hati Bangsa. Dan ra’jat itoelah jang mendjadi oekoeran tinggi rendah deradjat kita. Dengan ra’jat itoe kita akan naik dan dengan ra’jat kita akan toeroen. Hidoep atau matinya Indonesia Merdeka, semoeanja itoe bergantoeng kepada semangat ra’jat. Pengandjoer-pengandjoer dan golongan kaoem terpeladjar baroe ada berarti, kalau dibelakangnja ada ra’jat jang sadar dan insjaf akan kedaulatan dirinja”.
    • Ejaan: “Bagi kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan kekuasaan. Karena rakyat itu jantung-hati bangsa. Dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi derajat kita. Dengan rakyat itu kita akan naik dan dengan rakyat itu kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia Merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru ada berarti, kalau di belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya”.
    • Sumber: Hasan, M., dan Azis, M. (2018) Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat: Strategi Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Lokal. Hlm. ii.

Ke Arah Indonesia Merdeka (1932)

sunting
Asas kerakyatan mengandung arti, bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum haruslah bersandar pada perasaan keadilan dan kebenaran yang hidup dalam hati rakyat yang banyak, dan aturan penghidupan haruslah sempurna dan berbahagia bagi rakyat kalau ia beralasan kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan rakyat inilah yang menjadi sendi pengakuan oleh segala jenis manusia yang beradab, bahwa tiap-tiap bangsa mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri.
Demokrasi bisa tertindas sementara karena kesalahannya sendiri. Tetapi setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan keinsyafan.
Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki.
    • Tidak jujur menurut Bung Hatta adalah sifat yang sulit diperbaiki. Bahkan, lebih buruk daripada kurang cerdas dan kurang cakap.

Pranala luar

sunting
 
Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai:
Tokoh
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
 
Commons
Wikimedia Commons memiliki media terkait mengenai: