Filsafat Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 19:
*Untuk mengetahui dan menjelidiki falsafah asli Indonesia haruslah mengetahui dan menjelidiki adat dan pantun Indonesia--M. Nasroen, ''Falsafah Indonesia'' 1967.
*Kehidupan desa-desa kita diarahkan dan dipengaruhi oleh nenek-moyang sebagai filosof, melalui adat, pandangan dan sikap hidup yang diwariskannya dari angkatan ke angkatan.--Sidi Gazalba, ''Sistematika Filsafat (Buku 1)'' 1973.
*Bahasa Indonesia tepat sekali memakai perkataan ''budi'' sebagai dasar daripada ''budidaya'' atau ''kebudayaan''. Hal ini tidak terdapat dalam bahasa Inggris; disana tidak ada perhubungan antara ''mind'' dengan ''culture'' atau ''civilization'', sehingga dilihat dari suatu jurusan ilmu kebudayaan, yang dalam bahasa Inggris sering disebut ilmu sosial, pada hakekatnya kacau. Dalam bahasa Jerman ada suatu kesadaran, bahwa pengertian ''Geist'' yang sama dengan ''mind'' atau ''budi'' itu, rapat berhubungan dengan pengertian ''kultur''; ''die Geisteswissenschaften'' boleh disamakan dengan ''die Kulturwissenschaften''--[[Sutan Takdir Alisjahbana]], ''Perkembangan Sejarah Kebudayaan Indonesia Dilihat dari jurusan Nilai-Nilai'' 1977.
|