Cheng Yen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akuindo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Akuindo (bicara | kontrib)
Baris 171:
 
72. Pandai menempatkan diri dan berpikir demi orang lain adalah sikap orang yang penuh pengertian.
 
73. Pada umumnya orang lebih dapat menanggung beban kerja yang berat daripada menanggung kebencian, namun orang yang berkepribadian mulia adalah orang yang dapat melupakan kebencian.
 
74. Cara berterima kasih dan membalas budi kepada bumi adalah dengan terus mempertahankan konsep pelestarian lingkungan.
 
75. Instropeksi dirilah bila mendapat kritikan orang lain. Jika salah harus diperbaiki; bila tidak bersalah, cobalah untuk menerimanya dengan lapang dada.
 
76. Berjiwa besar menerima kekurangan orang lain merupakan suatu hal yang luar biasa di tengah hal yang biasa.
 
77. Binalah cinta kasih yang tulus dan murni. Hati tidak akan risau bila tidak mengharapkan pamrih atau merasa rugi dalam memberikan cinta kasih.
 
78. Menghibur orang dengan kata-kata yang baik dan lembut, melerai perselisihan dengan kata-kata bijaksana dan membantu kesulitan orang lain dengan tindakan nyata. Inilah yang dinamakan berdana.
 
79. Selalu mengejar kenikmatan materi adalah sumber penderitaan manusia. Menderita bila tak bisa memperolehnya, dan bila bisa memperolehnya akan merasa belum puas. Semuanya merupakan penderitaan yang tak akan pernah berakhir.
 
80. Mampu merasakan kebahagiaan orang lain seperti kebahagiaan sendiri adalah kehidupan yang penuh dengan kepuasan dan paling kaya akan makna.
 
81. Jangan menganggap enteng perbuatan baik sekecil apa pun, karena bila terhimpun menjadi satu merupakan bantuan yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain.
 
82. Seulas senyuman mampu mendamaikan hati yang gelisah.
 
83. Kehidupan kita bermakna apabila kita dapat bermanfaat bagi orang lain.
 
84. Jangan mencemaskan beban yang berat, asalkan tetap berjalan di arah yang benar, pasti akan sampai ke tujuan.
 
85. Orang yang selalu mengasah orang lain, dirinya sendiri akan terasah, namun bagi orang yang selalu diasah, selain tidak rusak, malah akan lebih bersinar cemerlang bagaikan berlian yang sesungguhnya.
 
86. Prinsip penting mencapai keselarasan dalam penyelesaian masalah adalah menyadari kapan saatnya maju dan kapan saatnya mengalah.
 
87. Dengan bersabar dan mengalah, hidup akan damai dan tenteram; saling bersitegang akan mendatangkan malapetaka.
 
88. Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Bila hanya menunggu, kesempatan itu akan berlalu dan semuanya sudah terlambat.
 
89. Mampu mematuhi tata tertib dalam berorganisasi, berpadu hati, ramah tamah, saling mengasihi, dan bergotong royong, berarti sebuah kemajuan yang telah tercapai dalam melatih diri yang dilakukan dengan penuh konsentrasi.
 
90. Jangan menyia-nyiakan waktu; lakukan hal yang bermanfaat dengan langkah yang mantap.
 
91. Tak ada yang tidak dapat diatasi dalam hidup ini; dengan adanya tekad, maka segalanya akan dapat diatasi.
 
92. Jangan memusingkan apakan orang akan memperbaiki perilaku atau sikap buruknya, yang terpenting adalah kita tetap melatih diri dengan sebaik mungkin.
 
93. Bila cermin dalam hati dapat selalu dibersihkan, maka dapat secara jelas membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.
 
94. Jadikan batin kita sebagai tempat pelatihan diri dan hargailah semua orang dengan sikap kesetaraan.
 
95. Sebuah tindakan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan ribuan ucapan.
 
96. Walaupun memiliki impian dan harapan pada masa berabad-abad ke depan, namun jangan sampai mengabaikan hal yang ada pada saat sekarang.
 
97. Kepintaran adalah kemampuan untuk membedakan mana yang menguntungkan dan merugikan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk membedakan yang benar dan salah.
 
98. Jangan meremehkan kemampuan sendiri, karenanya mulailah dengan mengubah kondisi hati kita barulah dapat mengubah dunia agar menjadi lebih baik.
 
99. Lebih baik belajar dari kelebihan orang lain daripada mencari kelemahan dan kesalahan orang lain.
 
100. Hadapilah kesalahan orang lain dengan lapang dada dan lemah lembut.
 
101. Iblis yang ada di luar diri kita tidaklah menakutkan, yang mengerikan adalah iblis yang terdapat di dalam hati.
 
102. Kehidupan manusia bagaikan meniti kawat baja. Bila kita tidak bersungguh-sungguh melihat ke depan, malah sebaliknya selalu menoleh ke belakang, kita pasti akan terjatuh.
 
103. Faktor pemersatu dalam organisasi adalah toleransi dan tenggang rasa terhadap pendapat yang berbeda.
 
104. Berbakti adalah sikap yang bersedia berkorban pada saat dibutuhkan oleh orang tua.
 
105. Kebiasaan buruk bagaikan virus yang menyerang batin manusia, harus dicegah jangan sampai berkembang.
 
106. Berdana ada 3 macam, memberi bantuan makanan dan pakaian, memberikan nasihat bagi orang yang hatinya sedang hampa, dan memberikan kedamaian kepada orang yang panik dan ketakutan.
 
107. Masalah di dunia ini tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang untuk dapat menyelesaikannya.
 
108. Orang yang mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya dengan rendah hati akan dapat meningkatkan kebijaksanaannya.
}}