Peribahasa Makassar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lany pirna (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Lany pirna (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8:
;'''Ancuruk buku-bukua taancuruk pau-pauanga'''
:Arti: Hancur tulang, tetapi kejelekan dan kebaikan kita tetap dikenang orang
:Maksudnya: Kebaikan ataupun kejelekan kita akan tetap dikenang orang lain, walaupun kita telah tiada.
 
==B==
;'''Bambang toli'''
:Arti: Panas telinga
:''Maksudnya'': Sindiran kepada orang yang tidak boleh menahan marah, apabila mendengar kata-kata yang kurang baik.
 
==C==
Baris 25:
==E==
;'''Eja pi nikana doang''' (Makassar)
:''Maksudnya'': Seseorang baru dapat dikenali atas karya dan perbuatannya.
 
==K==
;'''Kabarak bambang'''
:''Arti'': Berita yang hangat
:''Maksudnya'': Kabar yang baru terjadi dan sedang menarik perhatian umum; aktual.
 
;'''Ku alleangi tallanga na toalia''' (Makassar)
:''Arti bahasa'': Lebih baik tenggelam dari pada kembali (latar belakang kata tersebut dari seorang pelaut yang telah berangkat melaut)
:''Maksudnya'': Ketetapan hati kepada sebuah tujuan yang mulia dengan taruhan nyawa.
 
==L==
;'''Le'ba kusoronna biseangku, kucampa'na sombalakku, tamassaile punna teai labuang''' (Makassar)
:''Maksudnya'': Bila perahu telah kudorong, layar telah terkembang, takkan ku berpaling kalau bukan labuhan yang kutuju.
 
;Loro-loro tau
:Arti: Sampah manusia (masyarakat)
:Maksudnya : Manusia yang tidak berguna
 
==T==
;'''Teai mangkasara' punna bokona loko'''' (Makassar)
:''Maksudnya'': Bukanlah orang Makassar kalau yang luka di belakang. Adalah simbol keberanian agar tidak lari dari masalah apapun yang dihadapi.
 
[[Kategori:Peribahasa menurut bahasa|Makassar]]