Filsafat Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ←Suntingan Upinsonblogger (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh C5st4wr6ch |
||
Baris 79:
*Saya bisa menikmati musik Jazz atau komposisi Mozart atau Beethoven, tetapi apabila saya mendengarnya saya tidak pernah merasa melihat diri saya sendiri dan berada di rumah sendiri. Saya bisa berjingkrak-jingkrak mendengarkan musik rock atau reggae, tetapi tetap merasa tidak di rumah sendiri. Ini berlainan dengan apabila saya mendengar lagu keroncong, gending-gending Jawa dan Madura, degung dan kecapi Sunda, atau gamelan Bali. Di sana saya merasa di rumah dan melihat diri sendiri. Suatu jenis musik bisa dikatakan sebagai hasil kebudayaan bangsa, apabila ia lahir dan tumbuh, serta dicipta oleh seniman yang hidup di negeri tempat bangsa itu besar dan tumbuh. Unsur-unsurnya mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan lain di luarnya, tetapi ia bukan hasil tiruan dan jiplakan, bukan karena di-xerox. Tumbuhnya pula bukan disebabkan oleh adanya industri hiburan, melainkan disebabkan oleh kreativitas dan keperluan masyarakat pendukungnya itu sendiri --[[Abdul Hadi WM]], ''Islam, Tradisi Estetika dan Sastranya di Indonesia'' 2006
[[Kategori:Tema]]
|