Interstellar (film)

Film tahun 2014 oleh Christopher Nolan

Interstellar adalah film fiksi ilmiah tahun 2014 yang disutradarai oleh Christopher Nolan. Film ini berkisah tentang keadaan Bumi di tahun 2064, dimana umat manusia mengalami isu global yaitu krisis pangan. Kelompok NASA berusaha mencari solusi untuk menemukan planet baru yang dapat dihuni. Cooper, yang menjadi astronot saat itu secara "tak sengaja" masuk ke dalam dimensi kelima di dalam Gargantua (lubang hitam) dan menguak misteri dibaliknya, yang memungkinkan untuk menyelamatkan masa depan umat manusia.

Kutipan

sunting
  • Kita tak ditakdirkan menyelamatkan dunia. Kita ditakdirkan untuk meninggalkannya.
  • Umat manusia terlahir di Bumi tapi tak pernah ditakdirkan untuk mati di sini.
  • Bumi ini memang berharga, Donald, tapi Bumi ini mengatakan pada kita untuk pergi sekarang.
  • Saat kau menjadi orang tua, satu hal menjadi sangat jelas. Kau harus memastikan anak-anakmu merasa aman, dan itu bertentangan saat kau mengatakan ke putri 10 tahun bahwa dunia akan kiamat.
  • Cinta satu-satunya milik kita yang mampu mengamati dan melampaui dimensi ruang dan waktu. Mungkin kita harus mempercayainya walau kita tak bisa memahaminya.
  • Kau punya ikatan kuat. Tapi tanpa adanya keluarga aku tahu bahwa perasaan merindukan bersama orang lain itu begitu kuat. Emosi itu merupakan pondasi yang membuat kita jadi manusia, jangan kau anggap remeh itu.
  • Mesin tak bisa berimprovisasi dengan baik karena kau tak bisa memprogram rasa takut akan kematian. Insting bertahan hidup kita merupakan satu-satunya sumber inspirasi terbesar kita."
  • Kami dulu sering menatap langit dan bertanya-tanya dimanakah Bumi kita diantara Bintang. Lalu kami melihat ke bawah mengkhawatirkan Bumi yang penuh debu.
  • Atmosfer Bumi 80% Nitrogen. Kita bahkan tak menghirup Nitrogen. Tapi Hawar membutuhkannya, dan semakin membesar, sementara udara kita semakin kekurangan Oksigen. Manusia terakhir yang kelaparan, akan jadi manusia pertama yang kehabisan udara. Dan generasi putrimu, akan jadi orang terakhir yang bertahan di Bumi.
  • Sekarang, kita tak perlu Insinyur lagi. Kita tak kehabisan televisi atau pesawat. Kita kehabisan makanan! Dunia membutuhkan Petani.
  • Tidak ada Planet di Tata Surya kita yang mampu menopang kehidupan, dan bintang terdekat berjarak 1.000 tahun cahaya jauhnya.
  • Aku tak takut kematian. Aku hanyalah ahli fisika tua. Aku hanya takut "waktu"
  • Jika lubang hitam bagaikan tiram, maka singularitas adalah permata di dalamnya. Gravitasi yang begitu kuat yang selalu tersembunyi di dalam kegelapan di dalam lubang itu. Itu sebabnya kita menyebutnya lubang hitam."
  • Hukum III Newton. Satu-satunya cara yang dipahami manusia untuk mencapai suatu tempat adalah dengan meninggalkan sesuatu.
  • Orang tua tak boleh melihat anaknya meninggal.

(Puisi Dylan Thomas Do not go gentle into that good night yang dibacakan oleh Prof. Brand)

Do not go gentle into that good night,
Old age should burn and rave at close of day.
Rage, rage against the dying of the light.
Though wise men at their end know dark is right,
Because their words had forked no lightning they.
Do not go gentle into that good night.
Rage, rage against the dying of the light.

Dialog

sunting
Guru Hanley: "Itu buku Federal lama. Kami sudah menggantikannya dengan versi yang benar....Menjelaskan Misi Apollo itu palsu untuk membangkrutkan Uni Soviet."
Cooper: "Kau tak percaya kita mendarat di Bulan?"
Guru Hanley: "Aku percaya itu propaganda cerdas. Bahwa Soviet membuat dirinya bangkrut dengan menghabiskan sumber daya untuk roket dan mesin tak berguna lainnya."
Cooper: "Mesin tak berguna?"
Guru hanley: "Jika kita tak mau mengulangi perbuatan pemborosan seperti di abad ke-20, maka kita harus mengajari anak kita tentang planet ini, bukannya pergi meninggalkannya."

Williams: "Jelaskan bagaimana kau menemukan fasilitas ini?"
Cooper: "Kami tak sengaja menemukannya, saat kami berkendara begitu saja."
Williams: "Kau berada di tempat paling rahasia di dunia. Tak ada yang begitu saja masuk atau keluar dari sini."
Prof. Brand: "Cooper, sudahlah, jujurlah dengan mereka."
Cooper: "Dengar, Ini sulit untuk dijelaskan. Kami mempelajari koordinat itu dari Anomali."
Doyle: "Anomali seperti apa?"
Cooper: "Aku tak mau mengatakan supranatural, tapi itu juga tak ilmiah."
Williams: "kau harus spesifik, Tn. Cooper, sekarang juga."
Murph: "Karena Gravitasi."

Romilly: "Kami mulai mendeteksi anomali gravitasi sekitar 50 tahun yang lalu. Kebanyakan berupa distorsi kecil ke instrumen kita di atas atmosfer. Sebenarnya, aku yakin kau sendiri pernah menemukannya.
Cooper: "Ya, saat mengudara. Pesawatku jatuh, sesuatu mengganggu sistem penerbangannya."
Romilly: "Benar, tapi diantara semua anomali, yang paling signifikan adalah ini....Di dekat Saturnus, sebuah gangguan Ruang-Waktu."
Cooper: "Apakah itu Lubang Cacing?"
Romilly: "Lubang itu muncul 48 tahun lalu."
Cooper: "Dan menuju ke mana?"
Prof. Brand: "Galaksi lain."
Cooper: "Lubang cacing bukanlah fenomena alam."
Amelia Brand: "Seseorang menempatkannya di sana."
Cooper: " "Mereka ?" "
Amelia: "Dan siapapun mereka itu, sepertinya mereka ingin membantu kita. Lubang Cacing itu memungkinkan kita pergi ke bintang lain. Lubang itu datang di saat kita membutuhkannya."

Cooper: "Satu untukmu, satu untukku. Saat aku di atas sana dalam kondisi "tidur-hyper" atau berkendara dalam kecepatan cahaya, atau berada di dekat lubang hitam, waktu akan berubah bagiku, dan waktu akan berjalan begitu lambat. Jadi saat kita kembali, kita bandingkan jam kita."
Murph: "Waktu akan berbeda bagi kita?"
Cooper: "Ya, mungkin saat aku kembali, kau dan aku akan seusia. Kau dan aku. Bagaimana? Bayangkanlah."

Amelia: "Kau tahu, di luar sana, kita bisa menghadapi banyak rintangan, kematian, tapi....tak jahat."
Cooper: "Menurutmu alam itu tak jahat?"
Amelia: "Tidak. Begitu besar, menakutkan, tapi....tidak, sama sekali tak jahat."

Romilly: "Ini menggangguku Cooper. Ini dan ini. Aluminium tebal melindung kita, lalu tak ada apapun di luar sana, jutaan mil luasnya, akan langsung membunuh kita."
Cooper: "Apa kau tahu beberapa orang terbaik dalam menaiki kapal layar, mereka tak tahu caranya berenang? Mereka tak tahu dan saat mereka jatuh, tamat sudah. Kita penjelajah, Rom. Inilah kapal kita."

Romilly: "Lihat, itu dia! Itu lubang cacingnya!"
Cooper: "Jangan teriak-teriak, Rom. Bentuknya bola."
Romilly: "Tentu bentuknya bola! Kau pikir bentuknya hanya lubang?"

Cooper: "Aku bisa bergrak dekat Bintang Neutron itu...."
Amelia: "Tidak, tak bisa, karena waktu. Gravitasi di planet itu akan memperlambat jam kita dibanding saat di Bumi secara drastis."
Cooper: "Seberapa besar?"
Romilly: "Setiap jam kita habiskan di planet itu, akan jadi....tujuh tahun waktu di Bumi."

Romilly: "Jika kita bisa melihat bintang yang hancur dari dalamnya, singularitas, ya, kita bisa memecahkan masalah gravitasi."
Cooper: "Kita tak bisa dapat data dari sana?"
Romilly: "Tak ada yang bisa keluar dari tempat itu termasuk cahaya. Jawabannya ada di dalam sana, tapi tak ada cara untuk melihatnya."

Cooper: "Apa yang terjadi dengan Miller?"
Amelia: "Dilihat dari puing-puingnya, pesawatnya pasti hancur setelah terkena gelombang tak lama setelah mendarat."
Cooper: "Mengapa puing-puingnya tetap utuh setelah bertahun-tahun?"
Amelia: "Karena pergeseran waktu. Di waktu planet ini, dia baru saja mendarat sejam yang lalu, mungkin dia meninggal beberapa menit lalu."

Amelia: "Waktu itu relatif, paham? Waktu bisa merenggang, waktu bisa mengkerut, tapi waktu tak bisa mundur! Tak bisa! Satu-satunya yang bisa bergerak melintasi dimensi seperti waktu hanyalah gravitasi."
Cooper: "Baik. Makhluk yang menuntun kita kemari, mereka berkomunikasi melalui gravitasi 'kan?"
Amelia: "Ya."
Cooper: "Apa mereka bicara pada kita dari masa depan?"
Amelia: "Mungkin."
Cooper: "Baik, jika mereka bisa...."
Amelia: " "Mereka" itu merupakan makhluk 5 dimensi! Bagi mereka, waktu hanyalah dimensi fisik lainnya. Bagi mereka masa lalu bagaikan ngarai yang mampu mereka panjat dan masa depan bagai gunung yang mampu mereka daki, tapi bagi kita, tidak! Paham?"

Romilly: "Hai Coop, aku punya saran untuk perjalannan pulangmu."
Cooper: "Ya, apa itu?"
Romilly: "Lihatlah lubang hitam sekali lagi."
Cooper: "Aku akan pulang, Rom."
Romilly: "Ya, aku tahu. Itu tak akan membuang waktumu. Ada kesempatan bagi umat manusia di Bumi."
Cooper: "Katakan."
Romilly: "Gargantua merupakan lubang hitam berputar nan tua. Itu sebabnya kami sebut singularitas lembut."
Cooper: "Lembut?"
Romilly: "Lubang itu memang tak lembut. Tapi pasang surut gravitasinya begitu cepat. Sesuatu yang melewati lubang itu dengan cepat mungkin bisa bertahan. Contohnya, sebuah robot."
Cooper: "Apa yang terjadi setelah melewatinya?"
Romilly: "Setelah itu merupakan misteri besar. Jadi, bukankah ada cara robot itu melihat sekilas singularitas itu dan mengirimkan data kuantumnya?"

TARS: "Cooper. Cooper. Masuklah, Cooper."
Cooper: "TARS?"
TARS: "Dikonfirmasi."
Cooper: "Kau selamat."
TARS: "Di suatu tempat, di dimensi kelima mereka. Mereka menyelamatkan kita.
Cooper: "Ya? Siapa "Mereka" itu? Mengapa mereka ingin membantu kita?"
TARS: "Aku tak tahu, tapi mereka membuat ruang tiga dimensi ini di dalam realitas lima dimensi mereka untuk membantumu memahaminya."
Cooper: "Ya, dan itu tak membantu.
TARS: "Ya, ini membantu. Kau lihat bahwa waktu yang diwakili di sini dalam bentuk dimensi fisik. Kau berupaya menggunakan "kekuatan" untuk melintasi ruang dan waktu."
Cooper: "Gravitasi untuk mengirim pesan."
TARS: "Tentu."
Cooper: "Gravitasi, mampu melewati dimensi termasuk waktu."
TARS: "Benar."
Cooper: "Apa kau punya data kuantumnya?"
TARS: "Dimengerti. Aku memilikinya. Aku mengirimkannya sebagai gelombang panjang, tapi tak bisa keluar dari sini, Cooper."
Cooper: "Aku bisa melakukannya. Aku bisa melakukannya."
TARS: "Bukankah data itu terlalu rumit untuk anak kecil?"
Cooper: "Dia bukan anak kecil biasa."

....

TARS: "Walau kau berkomunikasi di sini, dia tak akan memahami maknanya selama bertahun-tahun."
Cooper: "Aku tahu itu, TARS. Kita harus mencari tahu supaya manusia di Bumi tak mati. Berpikirlah! Berpikirlah! Berpikirlah!"
TARS: "Cooper, mereka tak membawa kita kemari untuk merubah masa lalu."
Cooper: "Katakan lagi."
TARS: "Mereka tak membawa kita kemari untuk merubah masa lalu."
Cooper: "Tidak, bukan mereka yang membawa kita kemari. Kitalah yang membawa diri kita sendiri."

Cooper: "Apa kau masih tak paham, TARS? Aku yang membawa diriku kemari. Kita di sini untuk berkomuikasi dengan dunia tiga dimensi. Kitalah penghubungnya! Kukira mereka memilihku. Tapi mereka tak memilihku, tapi Murph."
TARS: "Untuk apa, Cooper?"
Cooper: "Untuk menyelamatkan dunia. Ini semua ada di kamar seorang anak kecil. Setiap momennya. Inilah Kompleks Tak Terbatas. mereka memiliki akses ke ruang dan waktu yang tak terbatas tapi mereka tak terikat oleh apapun! Mereka tak bisa menemukan tempat tertentu di dalam waktu. Mereka tak bisa berkomunikasi. Itu sebabnya aku di sini. Akan kucari tahu cara mengatakannya ke Murph, seperti saat aku menemukan momen ini.
TARS: "Bagaimana, Cooper?"
Cooper: "Cinta, TARS, Cinta. Seperti yang di katakan Brand. Koneksiku dengan Murph, tak bisa diukur dan inilah kuncinya!"
TARS: "Apa yang harus kita lakukan."
Cooper: "Mencari cara mengatakan padanya."

Cooper: "Apa kau masih tak paham TARS? Mereka bukanlah "makhluk", mereka adalah kita. Apa yang kulakukan untuk Murph, mereka melakukannya untukku. Untuk kita semua."
TARS: "Cooper, manusia tak mungkin membuat tempat ini."
Cooper: "Tidak, tidak, masih belum. Tapi suatu hari nanti. Bukan kau dan aku. Tapi manusia lainnya. Suatu pereadaban yang berevolusi melebihi empat dimensi yang kita ketahui."

Murph: "Aku tahu itu adalah ayah. Tak ada yang percaya padaku. Tapi aku tahu ayah akan kembali."
Cooper: "Mengapa?"
Murph: "Karena ayahku telah berjanji padaku."

Pranala luar

sunting