Gam muti in bukug, ayaw in tikud-tikud

Peribahasa ini kurang lebih mempunyai kesamaan makna dengan: Lebih baik berputih tulang, daripada berputih mata

Maksudnya: lebih baik mati daripada menanggung malu.

Peribahasa ini mempunyai filsafat yang sama dengan berbagai wilayah di Indonesia, yakni demi harga diri, nyawapun rela dipertaruhkan.